Prolog : MELANGKAHLAH KEBARAT DAN JADILAH LELAKI BERPALINGLAH KE SELATAN DAN TEMUKAN ½ JIWAMU- DAN TEMUKAN CINTAMU!
“Ngebaca novel ini jadi kebayang petualangan indiana jones, tapi dengan tokoh utama jim carey! Hasilnya, oeu novel teeh lucu, seru, jeung BELEGUG” dari : Ronald Surapradja (artis, komedia extravaganza )
“Sebuah novel yang gila lucu! Liar , bebas ngakak dan dijamin ngak bakal bosen buat dibolak-balik pake jari.Sedikit nasihat: jangan mau jadi korban Playboy cap Kutil!!!!” dari : Dila Ariestiani ( Penulis buku “Girls Guide:semua tentang cowok”)
Penulis : Endang Rukmana
Penyunting : Windy Ariestanty
Desain cover : Jeffri Fernando
Langsung Saja!
Bab I : Pesan Gaib
Coba elo bayangin seandainya adegan di bawah ini,antara si Bobi dan si Kakek Bijak, diperankan oleh Tora Sudiro dan Aming.
Setting-nya di pulau kapuk ( baca : kasur!):
“Zzzzz......zzzzzz...zzzzzzz....!”
“Bobi.....cucuku...,uheg!uheg!” Seorang kakek berjubah putih yang tampangnya mirip aming di masa tua. Dari tarikan napas dan suara batuknya dapat di pastikan, si kakek menderita bronchitis,asma, muntaber, dan gejala miskin yang sangat akut.
“Ngngngngng....”
“Cucuku....,uhueg! Uhueg!”
“Ngngngngngng...ehmhmhmhm..., apaan sih?! Gaya lu?!”
“Dasar anak jaman sekarang..., makin ngelunjak aja ama yang tua..uhueg! Uhueg!”
“Zzzzz......zzzzzz...zzzzzzz....!”
“CUCU! Kakek mau ngomong nih, dengerin!”
“Zzzzz......zzzzzz...zzzzzzz......zzzzzz...zzzzzzz....!”
BYURRRRRRR!
“Hwaduh...ummmhh, apaan sih, tsunami?!”
“Kutil!!!! Sebenarnya elo ini siapa, sih? Ngak ngeliat, gua lagi pewe di pulau kapuk?
Gagalk deh, pertemuan via mimpi gua sama Dian Sastro!”
“Tenang cucuku..., aku ini kakekmu...., uhueg! Uhueg!
“Kakek dari Hongkong? Kakek gua ntuh da meninggal sejak zaman Jepang ngewajibin Romusha!”
“Iya, cucuku...., Kakek datang dari masa lalu. Pangil saja aku si kakek Bijak dan Gaul.”
“Go to hell!”
“Cucuku, kakek cuma mau nitip pesan.”
“Yah, Si kakek! Klo mau nitip pesan mah gampang...., dateng aja ke kantor pos, atau pake TIKI aja sekalian!”
Dasar cucu keparat! Gerutu si kakek
“Pesan ini buat kamu...cucuku...!”
“Pesan apa, kek, warisan, ya? Kakek nyimpan harta karun hasil perselingkuhan Raffles ama Daendels, ya? Berarti, benar donk teori gua selama ini; orang-orang besar cenderung bermasalah dengan kehidupan seksualnya; klo nggak impoten, pasti HOMO!” Mata Bobi kini nampak berbinar-binar.
“Bukan ntuh..., CUCU SABLENG!”
“So?”
“Kamu terlahir dengan tanda khusus cucuku...!”
“Tanda apaan, maksud kakek?”
“Itu lho, tahi lalat segede brontosaurus yang bersemayam di selangkangan kamuh!”
“Oh, ntuh..., kok kakek bisa tahu, sih?
“Ini bukti bahwa gue emang engkong lu, dodol!”
“Ada apa dengan tompel, eh, Tahi lalat di selangkangan saya ntuh kek?”
“Itu petanda kamu ditakdirkan sebagai ...,”
“Sebagai ahli waris tunggal Donald Trump ya, kek?”
“Bukan ntuh,DONALD...BEBEK!”
“Nah, truzz!”
“Kamu ditakdirkan melakukan perjalanan jauh, cucuku..., seperti seorang musafir...traveler...avounturir!”
“Maksud kakek, gua ada bakat jadi gelandangan, gituh?!”
“Melangkahlah ke barat, ke arah matahari terbenam. Jejakan kakimu di negeri Banten.Lalu berpalinglah ke selatan,kunjungi Tanah Baduy di pegunungan kendeng. Temukan Sasaka Domas, sebab di situ letak kubur ari-arimu!”
“Hah, yakin kek! Ari-ari gua di kubur di Sasaka Domas?!”
“Kakek belum seyakin ini,cucuku.Bacalah buku harian peninggalan ayahmu.Baru kamu akan mengerti Bobi...!”
“Kek, ngapain nyari kuburan ari-ari sendiri? Kagak ada kerjaan lain apa?”
“Udah, ikutin aja pesan kakek! Dasar CUCU BAWEL!”
“Kek, ngomong-ngomong dari masa lalu ke sini naik apaan?”
“Oh..., ntuh. Kakek numpang kereta Express Pakuan Bogor-Kota!”
“...?????”
“Ada satu lagi!”
“Apaan tuh?”
“Di selatan kamu akan menemukan CINTAMU, cucuku!”
“Tapi kek, gua udah punya pacar! Cantik,Seksi, Kaya, Baik banget!”
“Pokoknya, jodohmu adalah seorang puteri dari selatan...!”
“Nah lho, Nyai Roro Kidul, dunk?!”
“Hussssyy, sembarangan kamu! Udah dulu ya cucu, mumpung kakek ada di abad 21, Kakek mau shoping dulu ke carefour, sekalian ada jumpa fans sama Inul Daratista.”
“...??????!!!!”
“O, ya, ada satu persyaratan penting sebelum dan selama melakukan perjalanan ini kamu harus mencukur rambutmu!”
“Model apa, kek? Punk style...!Yeahhhh....!”
“Maksud kakek, cukur habis!”
“BOTAK?!”
“Itu, sebagai simbol kebersihan niatmu, cucuku!”
BLEEPPPPP...BLEEEEPPPPPPPP...BLEESSSSSSSSS....!
jasad si kakek bijak menghilang, meningalkan segumpal asap putih. Namun tiba-tiba seekor harimau putih muncul di hadapan Bobi.
Gerrrrrrrr.....auummmmmmmmm..., auuuummmmm.....!!!!!!
“MACAAAAAN...! TOLOOOOOONG......, ada MAACAAAAAN....!”
Gerrrrrrrr.....auummmmmmmmm..., auuuummmmm.....!!!!!!
“MAAAACCAAAAAANNNNNNNNNN..........!!!!!!!”
“Den..., Den Bobi, kenapa Den? Bangun Aden...! Ada telepon tuh, dari Neng Monda!”
Mang Dadang berusaha membangunkan Bobi.
“Ppfffffuuuuhhhhhh, syukur deh, cuma mimpi!”
“Emangnya mimpi apa, Den?”
“Ketemu MACAN, Mang!”
“Oh, ntuh artinya, Den Bobi bakal melakukan perjalanan panjang dan mengalami banyak hal seru.”
“Masa, sih...?????”
Mimpi aneh itu terus berulang, tiga kali dalam seminggu; si kakek bijak dan seekor harimau putih besar, serta pesan agar Bobi melakukan perjalanan mencari kubur ari-arinya. Bobi jadi uring-uringan di buatnya.Nafsu makannya berkurang. Ia tidak lagi memedulikan menu pagi favoritnya: Segelas Bajigur panas dan sepiring pisang goreng.
“Diary bokap gua...” Bobi termenung
“Mungkin misteri di balik mimpi aneh ini bakal terjawab kalau gua ngebaca diari ntuh!” Bobi bergegas memasuki kamar ayahnya. Sejak Bob Revolta ( Ayahnya Bobi), sebulan lalu di beritakan lenyap di pedalaman Papua, Bobi belum sempat memeriksa barang apa saja yang tertinggal di kamar itu.
Bobi memang berpesan kepada Mang Dadang dan bi Minah agar jangan dulu membereskan kamar ayahnya. Biarkan semuanya seperti apa adanya. Seolah tidak terjadi apa-apa. Sebab Bobi masih yakin, di suatu sore di akhir pekan yang basah oleh rintik-rintik, ayahnya akan kembali. Seperti biasa, Menulis dan membaca di kamar itu, ditemani secangkir teeh dan beberapa potong pisang buatan Bi Minah: lalu tak lupa menyapa Bobi dengan kalimat seperti ini: “Hei Junior, Sudah berapa cewek yang sudah kau taksir ( dan lantas menolakmu dengan manis sambil berbisik “amit-amit....!” disertai gerakan tangan mengusap-usap perut) minggu ini?”
Bobi mengamati kamar ayahnya. Sebuah komputer dan tumpukan kertas menghias meja kerja. Lemari panjang penuh dengan deretan buku. Sebuah mesin ketik tua di pojok kamar. Dan...ketika ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur ayahnya, membetulkan letak bantal yang menyangga kepalanya, sebuah diary tua bersampul cokelat tersembul, menampakan diri.
Baduy, Juli 1983
Aku bersama Djoe mengunjungi desa Kanakes, perkampugan orang Baduy di daerah pegunungan Kendeng, banten selatan. Meski datang ke tempat yang sama, kami memiliki maksud yang berbeda. Djoe hendak mengumpulkan data dan fakta lapangan untuk kepentingan buku yang ditulisnya. Buku yang akan mencoba menyingkap kelahiran, kehidupan, dan kebudayaan masyarakat suku baduy yang sengaja mengasingkan diri dari dunia luar. Sementara aku? Ah, aku sekedar jatuh cinta saja pada Baduy. Pada masyarakatnya yang bersahaja. Pada awalnya perawan, Dan..., ya pada PERAWANNYA yang perawan! Haha!
Tak mudah mencapai wilayah ini, meski jaraknya hanya sekitar 120 kilometer arah barat daya Jakarta, dan 60 kilometer ke selatan jika dicapai dari Rangkasbitung, ibu kota kabupaten Lebak. Kondisi jalan menuju Baduy tidak baik, dan transportasi antardesa agak sulit.Perjalanan menikmati alan dan kampung-kampung Baduy dilakukan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang di kanan-kirinya pepohonan lebat, semak-belukar, ilalang yang begitu rapat, atau jurang curam menganga.
Bulan Juni-Juli bertepatan dengan bulan kapat dalam sistem kalender orang Baduy.Bulan kapat adalah awal kegiatan berladang di Baduy. Tanaman utama di Baduy adalah padi, yang dipuja dengan perlambangan dewi Sri, atau Nyi Asri Sanghyang Pohaci. Sebelum kegiatan berladang, terlebih dahulu diadakan upacara seren tahun atau upacara menyambut pergantian musim yang bertujuan meminta hujan. Dalam upacara seren tahun ini akan dipergelarkan kesenian khas Baduy yang bersifat magis dan Sakral, dikenal dengan nama Angklung Buhun.
Karena kesenian angklung Buhun inilah, aku dipertemukan dengan Rani, mahasiswi tingkat akhir Antropologi UI. Rani datang ke Baduy untuk melakukan penelitian yang merupakan bagian dari penyusunan skripsinya. Rani akan meneliti beberapa kesenian suku Baduy, terutama Angklung Buhun.
Bobi menghela napas. Ia akan menyelami masa muda ayahnya.
Baduy, Agustus 1983
Rani menjadi dekat denganku, karena aku banyak membantunya selama studi lapangan di Baduy. Ah, Rani, gadis manis asal kota Cilegon itu benar-benar membuatku lunluh. Aku suka nuansa kewanitaan yang ada pada Rani.Entah apa. Mungkin juga karena semangat hidup dan kemauannya yang kuat. Dia perempuan yang cerdas dan menyenangkan.
Di suatu senja yang redup, diantara batu-batu dan gemercik air anak sungai Ciujung, aku dan Rani sepakat menyatikan hati dengan sebuah ciuman lembut yang berlangsung sampai senja musnah ditelan malam.
Bobi termenung sesaat lamanya, kemudian kembali membuka halaman demi halaman diary tua milik ayahnya.
Baduy, September 1985
Jumpa lagi, Baduy! Apa kabar?
Kali ini aku bersama Rani, Istriku sayang datang mengunjungimu. Kau kenangan kami Baduy, yang mempertautkan hati kami di antara gunung dan berbukitan, diantara berbatuan dan gemercik air sungaimu.
Kami menikah! Dan kini tujuh bulan sudah usia kandungan Raniku!
Baduy, aku ingin , ditanah pegunungan kendeng ini, anakku terlahir!
Bobi mengerutkan kening, mencoba memahami apa yang terjadi di masa lalu.
Baduy, Desember 1985
Lihatlah, Baduy! Aku mejadi bapak!
Anaku lahir! Anak lelaki yang sehat dan tampan. Biarkan anakku menghirup udara kedamaianmu, Baduy; Biarkan ia menjejakan kaki mungilnya di tubuhmu, Baduy; Biarkan ia meminum air sungai Ciujung sepuasnya; biarkan ia digendong, dipangku dan diasuh oleh bukit-bukit dan gunung-gunung di pegunungan kendeng ini; dan izinkan kunamai anak lelakiku ini, Bobi; , Bobi van Kendeng!
Dihelanya napas sepanjang mungkin, kemudian dihempaskanya dengan perlahan-lahan. Kini Bobi mengerti. Mimpi aneh itu terjawab sudah. Dan kini ia tahu, apa yang harus ia lakukan!.
Bersambung Ke Bab II
Diposting oleh
hendrayo
4 komentar:
ditunggu updatenya gan! :thumbup:
Update trus yach...
kebanyakan kau tulisnya.
Kaskuser jg...
Seru yang BAB II, kocak...
di tunggu yang kelanjutan BAB IIInya
Posting Komentar